Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Gereja Protestan. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Gereja Protestan. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 September 2016

Sekitar 2 Dekade lagi ada pertumbuhan 400 Juta Orang Kristen di Cina!

- 0 komentar


Pada bulan September 2013 lalu, misi Protestan di Cina genap berumur 206 tahun. Menurut perkiraan beberapa lembaga misi, jumlah umat Kristen Protestan saat ini sudah mencapai sekitar 160 juta jiwa. 

Berkembang 100 kali lipat lebih sejak tahun 1949. Jumlah ini masih akan bekembang tiga kali lipat di generasi berikutnya. 

Dua dekade lagi populasi Kristen Protestan bisa mencapai 400 juta jiwa. Ini sungguh suatu mujizat dan memperlihatkan bahwa di Cina saat ini sedang terjadi gelombang kebangunan rohani yang besar. 

Sedang terjadi perubahan transformatif sebagai hasil salib. Ini adalah momentum emas, renesans Kristen untuk Cina. Saat ini, Kristen Protestan merupakan agama yang paling cepat pertumbuhannya di Cina. 

Cina merupakan satu-satunya ladang misi yang paling berbuah di dunia. Cina akan menjadi tulang punggung dan pusat agama Kristen menggantikan AS dan Eropa. Hal ini karena semangat  misi orang Cina sangat kuat sekali 

Kekristenan akan menjadi salah satu kekuatan besar pembentuk kebudayaan Cina dan Asia. 

Walaupun populasinya belum menjadi mayoritas, akan tetapi dengan populasi 160 juta yang yang antusias bagi Kristus, pengaruh gereja pada masyarakat Cina semakin besar dalam dunia politik, budaya, bisnis, dan media.Mantan Presiden Cina, Hu Jintao pun mengakui bahwa masa depan Cina akan sangat ditentukan oleh Kekristenan. Disamping itu, perkembangan orang Cina Kristen di perantauan (luar negeri) juga luar biasa.

Perkembangan jaringan komunitas-komunitas Cina di seluruh dunia akan membuat kekristenan Cina memainkan peran global yang besar dalam dinamika geopolitik dan demografis dunia. 

Jaringan Cina Kristen akan menjadi komando dan penggerak ekspansi misi global.

Revolusi Kebudayaan telah mengecewakan masyarakat Cina.Indoktrinasi (cuci otak) ajaran komunisme/atheisme yang materialistis telah membuat orang Cina menjadi sangat egoistis, korup dan asusila.

Ajaran Komunis telah membuat orang Cina “kehilangan jiwanya”. Sehingga kondisi ini juga membuat mereka sangat haus akan hal-hal rohani. Selama 200 tahun lebih kekristenan menyesuaikan diri dengan realitas masyarakat setempat. 

Dengan banyaknya pemimpin-pemimpin pribumi, literatur Kristen yang kontekstual, pertumbuhan gereja yang cepat/dramatis, distribusi geografis, banyaknya jumlah orang Kristen, pengaruh sosial, perkembangan kemandiriannya dan status resminya, -saat ini agama Kristen tidak lagi dipandang sebagai agama yang diimpor dari Barat, tetapi sebagai agama orang Cina. 

Saat ini kalau di Barat kekristenan sudah diasosiasikan sebagai agama tradisional, sebaliknya di Cina kekristenan dianggap sebagai agama modern, bisnis dan sains.

Dekadensi moral, keserakahan dan korupsi sedang merajalela di Cina. Orang Cina dan banyak orang dalam pemerintahan, bahkan ilmuwan-ilmuwan sosial percaya bahwa nilai-nilai Kekristenan merupakan sumber, harapan dan solusi terbaik untuk membangun moralitas masyarakat. 

Pemimpin-pemimpin pemerintah Cina sadar bahwa mereka memerlukan etos kerja yang kuat, kasih akan sesama, disiplin diri dan kepercayaan (integritas) sebagai mesin akselerator dan dinamisator pertumbuhan ekonomi bangsa agar bisa booming terus. 

Pemerintah Cina melihat bahwa kekristenan Protestanlah yang paling berjasa dalam memajukan sistim pendidikan dan kebudayaan Cina modern, melalui institusi-institusi pendidikan dan sosial yang mereka bangun. 

Moralitas Kristen diperlukan untuk menjamin stabilitas sosial dan pertumbuhan ekonomi Cina. Jadi mereka melihat bahwa sama seperti kesuksesan Eropa Barat dan Amerika Serikat karena ditopang kekristenan, Cina pun juga akan maju apabila ditopang oleh fondasi kekristenan yang kuat.

Kemunduran ekonomi AS dan Eropa, di mata orang Cina Kristen disebabkan karena kemerosotan iman orang Kristen dan sekularisme. 

Karena itu, orang Cina berharap dengan memeluk Kristen dan belajar dari sukses masa lalu dan kegagalan AS dan Eropa saat ini, mereka akan bisa lebih makmur di masa yang akan datang. 

Mereka percaya Cina akan bisa menjadi lebih hebat kalau dibangun diatas Kristus dan kekristenan yang Injili.

Walaupun kebebasan beragama saat ini dijamin konstitusi, namun lebih banyak umat Kristen  lebih senang bergabung dengan Gereja/Persekutuan bawah tanah, karena lebih bebas kotbah dan ibadahnya, lebih mandiri  dan tidak diawasi oleh Partai Komunis. 

Partai Komunis memang membiarkan kekristenan berkembang lagi, karena mempertimbangkan faktor manfaat ekonomis dan sosialnya, namun mereka masih ingin mengawasi dan mengontrol orang-orang Kristen, dengan menentukan tempat dan jadwal ibadah dan apa isi kotbahnya.

Gereja-gereja rumah (bawah tanah) Protestan sebenarnya tetap ditolerir asal mereka menghindari konfrontasi dengan pemerintah dan jemaat mereka tidak lebih dari 25 orang (Karena kalau berkumpul lebih dari 25 orang harus mendapat izin dari pemerintah). 

Partai Komunis mengatur agar Gereja rumah tetap kecil supaya mereka tidak berkembang sehingga bisa membahayakan kekuasaan partai lokal. 

Akan tetapi, justru kebijakan pemerintah Komunis ini yang membuat gereja-gereja rumah semakin bertumbah bak jamur di musim hujan. Karena begitu berkembang, mereka akan membuka cabang-cabang baru.

Partai Komunis sadar, kalau mereka terlalu menekan kekristenan akan timbul perlawanan terorganisir. Akan tetapi kalau terlalu bebas bisa mempengaruhi kepemimpinan mereka. 

Mereka sadar bahwa Gereja sangat berperan dalam peristiwa-peristiwa yang mendorong pada keruntuhan Tembok Berlin dan kemajuan demokrasi di Eropa Timur. 

Mereka sadar bahwa usaha-usaha untuk menjatuhkan komunisme di Uni Soviet sebagian besar dilakukan oleh orang-orang Krsiten. Pemerintah Cina juga tahu bahwa 30% orang yang terlibat dalam aksi demonstrasi pemberontakan Tiananmen pada tahun 1989 adalah aktifis-aktifis Kristen.

Di Cina, ada satu Gereja yang memiliki 100.000 cabang, -rata-rata 1 gereja memiliki 50 orang. Maka jumlah anggota gereja ini 5 juta orang lebih. 

Meskipun mengalami perkembangan yang pesat, tetapi kualitas, pelayanan dan kekuatan orang Kristen di Cina masih kurang. Masih harus belajar dari Korea Selatan, misalnya. 

Salah satu problem Gereja di Cina saat ini adalah minimnya pemimpin yang terdidik dan terlatih secara akademis (khususnya di Gereja-gereja bawah tanah). 

Puji Tuhan, sudah mulai banyak yayasan-yayasan dan seminari yang berjuang untuk mempersiapkan calon-calon pemimpin gereja yang berkualitas.

Gereja-gereja bawah tanah merupakan tempat beribadah satu-satunya selama penganiayaan pada masa Revolusi Kebudayaan.

Gereja Cina saat ini merupakan cermin masyarakat Cina saat ini, sedang mengalami transformasi yang begitu cepat dan besar. Ada lima tren yang akan membuat Gereja Cina terlibat dalam misi dunia, yaitu 

Pertama
Urbanisasi. Pada saat Mao Zedong mati, 79 % orang Cina adalah petani. 

Tetapi pada tahun 2015 nanti lebih dari separuh penduduk Cina akan tinggal di kota-kota besar. 

Dengan terjadinya perubahan dalam lingkungan sosial, gereja gereja desa akan menjadi semakin modern, mempromosikan hubungan antara desa-desa petani dan kota-kota besar. 

Banyak pekerja migran yang tertarik kepada kekristenan dan bergabung dengan gereja-gereja rumah. Pekerja migran biasanya merupakan korban diskriminasi dan dianggap warga Negara kelas dua. 

Di gereja rumah mereka sangat disambut.  

Kedua
Berkembangnya Kelas Menengah.  Mayoritas orang Cina saat ini adalah kelas menengah, yang tidak bekerja lagi secara manual, tetapi lebih kepada kemampuan otak. Jumlah pengguna handphone dan internet terbanyak di dunia adalah orang Cina. 

Ini membuat mereka semakin terbuka kepada dunia luar dan Injil. Gereja di Cina saat ini penuh oleh kalangan kelas menengah dan kerah putih.  

Ketiga
Ledakan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Tuhan pasti sangat mengasihi Cina, sehingga Dia menciptakan begitu banyak orang Cina. 

Setiap minggu ada 3 juta orang lahir di Cina. Cina saat ini sangat aktif berinvestasi di Afrika, Timur Tengah dan Asia Tenggara. 

Bahkan ekonomi Eropa saat ini bergantung pada bantuan Cina.  

Keempat 
Kebangunan rohani. Meskipun Cina tidak punya pendeta-pendeta kebangunan rohani Protestan yang besar-besar seperti  Jonathan Edward, Charles Spurgeon, George Whitefield dan Wesley bersaudara, Cina saat ini sedang mengalami gelombang kebangunan rohani yang massif.  

Kelima
orang Cina memiliki semangat berpetualang ke seluruh dunia, seperti AS dan Inggris dulu, yang mempunyai jiwa untuk mengubah dan menaklukkan dunia. Sekarang adalah giliran Cina. 

Ada banyak pengusaha Cina Kristen, khususnya dari Wenzhou, yang dikenal sebagai “Yerusalem”nya Cina, yang aktif mendukung pembangunan gereja lokal secara finansial. 

Mereka membangun gereja-gereja besar dan ini membuat pertumbuhan orang Kristen semakin cepat. Kelima faktor/tren itu yang juga membuat AS dan Inggris berkontribusi pada misi dunia dulu.

Gereja di Cina saat ini sedang mempersiapkan diri untuk terlibat aktif dalam transformasi misi dunia dan menjadi kekuatan misi terbesar di dunia. 

Mereka begitu antusias memberitakan Injil dan ingin membangun masyarakat Cina dengan nilai-nilai Injil. Karena mereka sangat yakin Injil membawa kemerdekaan, pembebasan dan kesejahteraan.

sumber : diswini
[Continue reading...]

Jumat, 29 April 2016

Aceh Singkil batal mengeluarkan IMB sebelas gereja

- 0 komentar











Tiga dari 10 gereja tak memiliki IMB yang telah
disepakati dirobohkan Satpol PP di Kabupaten
Aceh Singkil, 19 Okt 2015. (Foto: Serambi Indonesia)

Ketua Forum Cinta Damai Aceh Singkil (Forcidas), Boas Tumangger, mengeluhkan ketidakkonsistenan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dalam memverifikasi proses pengurusan surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 13 gereja di Kabupaten Aceh Singkil, pasca kejadian 13 Oktober 2015.

Dia menceritakan, ketidakkonsistenan itu berawal pada Senin (4/4), dimana FKUB Aceh Singkil menyatakan bahwa dari 13 gereja di Aceh Singkil akan mendapatkan surat IMB. Namun, hanya selang beberapa jam kemudian, tim verifikasi yang dibentuk Pemkab menyatakan hanya delapan gereja yang lolos dan berhak mendapatkan IMB.

Secara mengagetkan, dia melanjutkan, pada hari yang sama, FKUB menyatakan hanya lima gereja yang lolos verifikasi untuk mendapatkan surat IMB.

Bahkan, seminggu berselang, Senin (11/4), kata Boas, FKUB kembali menginformasikan bahwa hanya empat gereja yang lolos verifikasi dan berhak mendapatkan surat IMB.

“Alasannya, ada peraturan pemerintah Provinsi Aceh yang menyatakan pendukung tidak bisa dari agama yang sama. Tapi, mereka tidak kasih tahu nama gereja yang lolos verifikasi,” kata Boas saat mengadu ke Komisioner Komnas HAM, Imadadun Rahmat, di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat,  Jumat (22/4), seperti dilansir Satuharapan.com.

Akhirnya, menurutnya, pada Kamis (14/4), Departemen Agama Aceh Singkil memanggil 13 panitia pembangunan gereja dan merekomendasikan 11 gereja berhak mendapatkan surat IMB.
Namun,  Rabu (20/4), kata Boas, FKUB Aceh Singkil membatalkan rekomendasi tersebut dan meminta seluruh gereja merombak dokumen pengurusan surat IMB yang telah dibuat.

Di Aceh Singkil terdapat 24 bangunan gereja, namun hanya satu gereja yang memiliki surat IMB, itu pun diperoleh  tahun 1935.
Pada 19 Oktober 2015, Pemerintah Aceh Singkil merobohkan 10 bangunan gereja yang tidak memiliki surat IMB. Kemudian 13 bangunan gereja yang tersisa pun diminta untuk mengurus surat IMB sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Namun, hingga hari ini, FKUB dan Pemerintah Aceh Singkil belum mengeluarkan surat IMB, meskipun gereja-gereja tersebut telah berusaha melengkapi persyaratan yang ditetapkan.

Pemda tak mau gereja didirikan

Tokoh masyarakat Muslim Aceh Singkil, Ramli Manik membantah informasi yang menyebutkan bahwa perang agama antara Islam dengan Kristen menjadi penyebab aksi pembakaran rumah ibadah Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD) di Desa Dangguran, Kabupaten Aceh Singkil, 13 Oktober 2015.

Menurutnya, kehidupan antarumat beragama khususnya Islam dan Kristen di Aceh Singkil tidak pernah bermasalah, apalagi konflik.
“Semuanya baik-baik saja. Sebelum peristiwa pembakaran gereja, tidak ada konflik antara Islam dengan Kristen di Aceh Singkil,” ujar Ramli kepada satuharapan.com usai mengadukan masalah kebebasan beragama dan beribadah di Aceh Singkil ke Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat,  Jumat (23/4).

Lebih lanjut, terkait belum dikeluarkanya surat IMB 13 gereja, dia berpendapat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) tidak ingin ada gereja yang berdiri di Aceh Singkil.

Sebab, Ramli melanjutkan, Pemkab tidak memberikan bantuan sedikit pun kepada jemaat dari 13 gereja tersebut. Pemkab malah mempersulit proses pengurusan surat IMB.

“Kalau pandangan saya begitu (Pemkab tidak mau gereja berdiri di Aceh Singkil),” ucapnya.

“Karena, bila Bupati tidak bertindak membedakan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), seharusnya memfasilitasi dan memerintahkan FKUB, Departemen Agama, dan dinas lainnya membantu jemaat gereja mengurus surat IMB-nya,” tambahnya.

Oleh karena itu, Ramli meminta pemerintah pusat harus terlibat dalam menyelesaikan persoalan kebebasan beragama dan beribadah di Aceh Singkil.

sumber: disini
[Continue reading...]

Sabtu, 25 Juni 2016

Penguasa Tiongkok, meminta ganti salib di gereja dengan bendera nasional

- 0 komentar

Partai Komunis Tiongkok telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kontrol lebih ketat terhadap komunitas Kristiani di negara itu menggantikan salib di gereja-gereja di Provinsi Zhejiang dengan bendera nasional dan menempatkan anggota partai di masing-masing tempat ibadah.

Bendera nasional itu telah dipasang di 69 tempat ibadah di Lanxi, termasuk gereja-gereja Kristen (Katolik dan Protestan)  di Zhejiang setelah kampanye penghapusan salib yang telah dilakukan sejak 2013.

Selama kampanye itu, sekitar 1.700 salib telah dibongkar dari gereja-gereja Protestan dan Katolik.

Tempat-tempat ibadah di Lanxi diperintahkan mengadakan upacara pengibaran bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan di setiap pesta penting dan libur untuk “meningkatkan pendidikan patriotisme”.

Selain Lanxi, di bawah yurisdiksi Keuskupan Hangzhou, dua keuskupan tetangga di Zhejiang, rumah bagi sekitar 2 juta orang Kristen, termasuk sepersepuluh  umat Katolik, juga menerima pemberitahuan serupa.

“Gereja kami di daerah Meitou juga telah diberitahu untuk didaftar, memasang bendera nasional, memasang papan nama dan  anggota partai harus ditempatkan di sana,” kata sumber Gereja Katolik ‘bawah tanah” di Wenzhou kepada ucanews.com.

baca juga : Polisi secara brutal menyerang dan menyeret umat Katolik yang sedang berdoa


“Cara ini untuk memperketat kontrol, mengubah agama kita menjadi agama partai,” kata sumber Wenzhou. “Ini memaksa Vatikan menunjukkan sikap dan jika perlu Vatikan mengecam otoritas Tiongkok,” tambahnya.

Bendera nasional telah dipasang di semua 69 tempat ibadah di kota Lanxi, Provinsi Zhejiang pada 13 Juni.

Vatikan dan pemerintah Tiongkok telah bertindak cepat dalam negosiasi mereka guna menyelesaikan masalah pelik tentang Gereja di Tiongkok saat delegasi dari kedua belah pihak bertemu dua kali tahun ini.

Kewajiban itu harus dilaksanakan di seluruh provinsi dalam menanggapi Konferensi Nasional Urusan Agama pada 22-23 April di mana Presiden Tiongkok Xi Jinping menekankan bahwa kebijakan partai tentang agama harus diikuti.

Ying Fuk-tsang, direktur sebuah universitas di Hong Kong, mengatakan kepada ucanews.com bahwa pengibaran bendera adalah lebih menerapkan patriotisme di tempat ibadah dan memperkuat kepemimpinan pejabat partai pada akar rumput terkait urusan agama.

Seorang peneliti yang meminta tidak disebutkan namanya mengatakan kepada ucanews.com bahwa gerakan “sinisisasi” ini diharapkan dari konferensi April lalu, dan temuan penyelidikan baru-baru ini merilis pengawas anti-korupsi partai pada 8 Juni, telah tersirat bahwa petinggi partai itu senang dengan pekerjaan Administrasi Negara Urusan Agama (SARA).

Tim inspeksi menemukan “masalah yang luar biasa” termasuk SARA di mana lemah peran kepemimpinan pusat, kebijakan agama partai tak berjalan, tidak memperhatikan  cukup pada kelompok-kelompok agama nasional serta kurangnya pengawasan atas mereka.

Lima agama – Buddha, Taoisme, Katolik, Islam, Protestan – diakui pemerintah memiliki 140.000 tempat ibadah di seluruh Tiongkok, menurut data SARA.

Selain Zhejiang, bendera nasional juga dikibarkan di 30 tempat ibadah di kota Huangshi, Provinsi Hubei pada Mei 2015.

Meskipun hanya simbolik, mengibarkan bendera nasional di situs ibadah adalah kontroversial karena beberapa umat berpendapat bahwa itu adalah pelanggaran pemisahan Gereja dan negara.

Sebuah sumber di Keuskupan Ningbo mengatakan kepada ucanews.com bahwa paroki mereka telah diminta mengibarkan bendera nasional, pasang papan nama di kompleks gereja.

“Sejumlah umat tidak puas. Para pemimpin paroki sedang bernegosiasi dengan pejabat pemerintah,” kata sumber itu.

sumber: disini
              disini
[Continue reading...]

Senin, 09 Mei 2016

Ahok Letakkan Batu Pertama Pembangunan Gereja 5 Lantai Senilai Rp 18 Miliar

- 0 komentar

JAKARTA, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan gedung Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Jemaat Petra, Jalan Jampea, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (8/5/2016) sekitar pukul 11.00 WIB.

Pria yang akrab disapa Ahok ini hadir di gereja tersebut dengan mengenakan batik coklat.
"Kenapa saya mau datang ke peletakan batu pertama gereja? Karena kebetulan sebelahan sama RSUD Koja kita, ha-ha-ha," ujar Ahok berkelakar.

Pantauan Kompas.com, gedung gereja tersebut sudah dihancurkan sebagian. Acara peletakan batu pertama itu pun diselenggarakan di atas puing-puing gereja yang sudah hancur.

Awalnya, panitia berencana hanya membangun gereja hingga 2 lantai. Namun, ada ketentuan bahwa bangunan di sepanjang Jalan Jampea harus lebih dari 4 lantai. Maka dari itu, Biro Pendidikan Mental dan Spiritual (Dikmental) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberi rekomendasi agar gereja tersebut dilengkapi dengan tempat parkir.

Akhirnya, panitia pun memutuskan untuk membangun 5 lantai.
Pembangunan gereja dilakukan oleh PT Parama Dharma dengan total hampir Rp 18 miliar.

Gedung GPIB Jemaat Petra sendiri sudah berusia lebih dari 50 tahun. Gereja ini pertama kali dibangun pada Agustus 1958. Namun, seiring berjalannya waktu, bangunan gereja menjadi rapuh.
Selain itu, ada proyek pembangunan jalan layang dan perluasan pelabuhan yang membawa dampak pada bangunan gereja.

Sesuai dengan aturan Garis Sepadan Bangunan (GSB) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, bangunan gereja yang ada di Jalan Jampea tersebut harus mundur sepanjang 12 meter. Akhirnya, gereja pun dibongkar untuk dibangun kembali.

Proses perizinan untuk membangun kembali gereja pun memakan waktu lama. Pada Mei 2015, panitia gereja baru mendapatkan izin mendirikan bangunan (IMB).

sumber : disini
[Continue reading...]

Kamis, 18 Februari 2016

Surat martir: Gereja-gereja di Provinsi Zhejiang dibongkar paksa pemerintah

- 0 komentar


Sekurangnya empat anggota jemaat terluka parah dalam sebuah insiden di Gereja Keselamatan Shuitou di Distrik Pingyang, Kota Wenzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok. Dua di antaranya telah dirujuk ke rumah sakit provinsi, demikian dilaporkan Persecution.org (21/7).

Sekitar 400 anggota polisi mencoba menurunkan salib gereja, yang pada hari peristiwa itu, 21 Juli, telah dijaga jemaat selama 32 hari.

Selama satu jam pihak kepolisian menggunakan tongkat besi untuk membubarkan jemaat, namun tidak berhasil. 

Sekitar 1000 anggota jemaat telah membentuk blokade manusia untuk melindungi gereja dari pembongkaran paksa pihak pemerintah.

Menurut laporan itu lebih dari 360 gereja telah mengalami pembongkaran, baik sebagian maupun keseluruhan, dalam operasi pemerintah yang disebut “pembongkaran atau penertiban bangunan ilegal” di Provinsi Zhejiang yang terus berlanjut.

Pendeta Gereja Keselamatan Zhan Yingsheng telah mengirimkan surat pengunduran diri dari posisinya kepada Gereja Protestan Cina (Three Self-Patriotic Movement) dan menuliskan surat wasiatnya setelah mempersiapkan diri untuk menjadi seorang martir.

Surat Pdt. Zhan Yingsheng berikut ini diterjemahkan dari terjemahan bahasa Inggris yang dimuat 

ChinaAid.org:

Nama saya Zhan Yingsheng, dan saya seorang dari etnis Han. Saya lahir pada tanggal 16 Juni 1971. Saya seorang Kristen dan seorang mahasiswa jurusan Alkitab di Sekolah Teologi Zhejiang. Pikiran saya masih sangat jernih ketika menuliskan hal berikut ini. Ketika Anda membacanya, Anda beruntung menjadi salah satu saksi.


Pertama-tama, saya ingin menyatakan bahwa apa yang saya lakukan sekarang adalah bukan untuk membuat pertunjukan atau mencoba untuk mendapatkan pemberitaan. 

Sebaliknya, saya melakukannya karena tidak ada pilihan lain. Namun, untuk teman-teman dan kerabat saya, yakinlah bahwa karena keyakinan Kristen saya, saya tidak akan memilih bunuh diri. 

Jika di hari-hari ini Anda mendengar bahwa saya telah dipanggil ke surga, itu mungkin berarti saya cukup beruntung untuk bergabung dengan barisan para martir (Rasul Yesus yaitu Paulus mengingatkan kita bahwa ada bersama Kristus adalah jauh lebih baik).


Alasan yang paling penting untuk ini adalah bahwa saya telah melihat saudara-saudari dari gereja-gereja di berbagai bagian provinsi Zhejiang menjadi panik di tengah-tengah badai pembongkaran ilegal terhadap salib-salib [yang dilakukan] oleh beberapa instansi pemerintah. 

Untuk berpegang pada iman mereka, saudara-saudari [umat Kristen] menjaga salib mereka, yang bukan bangunan ilegal. 

Mereka telah menjaga salib-salib itu selama lebih dari 20 hari di berbagai gereja, dan untuk sebagian orang sampai sudah lebih dari satu bulan. 

Banyak saudara-saudari ini bekerja di perusahaan besar, real estate dan beberapa dari mereka mencari nafkah dengan menjaga sebuah toko kecil, dan mereka menjaga salib-salib ini lepas dari ancaman terang-terangan yang datang dari pejabat pemerintah.


Di Cina, negara yang seharusnya berada di bawah aturan hukum, beberapa pejabat pemerintah menempatkan kehendak mereka di atas hukum. 

Sementara itu, bawahan mereka, dalam rangka untuk mendapatkan promosi untuk “kinerja” mereka, telah mengabaikan hukum dan disiplin, dan menginjak-injak iman Kristen. 

Mereka bersaing satu sama lain dalam jumlah dan kecepatan penghancuran [gereja-gereja] sehingga mereka dapat memenangkan hadiah. 

Setiap kali saya melihat ini, hati saya berdarah. Itulah mengapa saya telah memutuskan hari ini untuk pergi tinggal di menara jam di bawah salib gereja untuk berdoa dan berpuasa dengan Alkitab dan buku nyanyian saya.


Pemerintah daerah memiliki tujuan utama menghancurkan, dengan paksa, Gereja Keselamatan. 

Mereka telah memberikan ancaman mereka kepada rekan kerja gereja melalui berbagai tingkat dan departemen. 

Jika kami menjaga gereja terhadap pembongkaran dengan segala upaya kami, pada akhirnya akan lebih buruk dari Gereja Sanjiang. 

(Saya mengerti betul bahwa jika [mereka] tidak melakukan hal ini, posisi mereka akan terancam). Menghadapi musuh yang kuat demikian ini, baik rekan kerja maupun saya tidak merasa yakin bahwa kami bisa mencegah pembongkaran terhadap salib gereja.


Bagi saya sendiri, saya mohon kepada Tuhan untuk memberikan saya kehendak seorang martir. 

Saya akan membutuhkannya terutama ketika pembongkaran salib gereja kami. 

Saya tidak bermaksud untuk menjadi martir bagi sebuah salib seberat 6-ton. Sebaliknya, sebagai seorang Kristen menghadapi ketidak-adilan, hati nurani saya mendesak saya untuk melakukan tugas saya. 

Saya ingin lebih memahami arti dari “Kristus memanggil saya untuk mati bagi-Nya.” 

Jika kemartiran atau kesengsaraan beberapa orang Kristen dapat membuat badai operasi pembongkaran ini reda dan semangat penegakan hukum menjadi kenyataan di berbagai bidang negara kita, semoga Tuhan mendukung saya dengan kokoh!

Adalah benar-benar sulit untuk memilih. Pertama-tama, saya memikirkan istri saya yang membawa saya menjadi percaya kepada Tuhan. 

Pada tahun yang sama, 1992, saya mengenalnya dan membaktikan diri kepada Tuhan. Dua puluh dua tahun telah berlalu dalam sekejap mata. Selain Tuhan Yesus yang mati di kayu salib bagi saya, orang yang kepadanya saya sangat berutang adalah dia. 

Bersama-sama, kami berdua bekerja keras, dan kami akhirnya memiliki rumah di Jl. 152 N. Shanglin yang kami masih miliki sampai sekarang. Bersama-sama, kami membesarkan seorang putri, yang kini kelas dua sekolah menengah. 

 Awalnya, kami berdua terlibat dalam bisnis pakaian. Pada tahun 2005, Tuhan memindahkan saya dan memanggil saya untuk melayani penuh waktu di Gereja Keselamatan Shuitou. 

Mulai dari tahun 2007, saya mulai melengkapi diri dan sebagian besar waktu saya belajar di mana-mana, dan semua pekerjaan rumah tangga dilakukan oleh dia.


Sayangku, jika aku pergi meninggalkanmu, kau harus membesarkan puteri kita sendirian. 

Jika Allah mempersiapkan bagimu seorang suami dalam Kristus, ingat kau harus mematuhi-Nya dan menjalani kehidupan yang baik dengan mengandalkan Tuhan. 

Ayah dan ibu saya belum Kristen, dan mereka adalah beban terbesar saya. Setelah lulus dari sekolah menengah, aku berada jauh dari rumah selama bertahun-tahun dan tidak melakukan kewajiban sebagai anak mereka. 

Saya ingin kau mengunjungi mereka dari waktu ke waktu ketika kau punya waktu setelah berdoa.


Yilin, karena ini adalah pertama kalinya saya menjadi seorang ayah, saya tidak punya banyak pengalaman. 

Ketika kau bertumbuh besar, saya gagal untuk memberikan cukup banyak waktu untuk membimbingmu. 

Meskipun [papa] mendisiplinkan kamu karena sayang, [papa] tidak memiliki metode yang benar. 

Dan kadang-kadang, [papa] memukul dan memarahimu karena amarah. Hatimu tentu terluka. [Papa] harap kau bisa secara bertahap memahami [papa]. 

Anakku sayang, mengingat kondisi saat ini, kau harus belajar keras di usiamu sehingga kau dapat beroleh kesempatan yang lebih baik dalam menemukan pijakan di masyarakat dan kau akan memiliki kesempatan yang lebih baik dalam bersaksi bagi Yesus. 

Jika [papa] tidak bisa lagi memberikan arahan di masa mendatang, harap ingat disiplin diri. 

Hidup ini sangat sulit bagi Ibu, dan kecerdasan emosionalmu seharusnyalah sangat tinggi. [Papa] yakin kau akan melakukan tugas baktimu dengan baik karena [papa] memiliki kepercayaan dalam dirimu. Jangan mengeluh tentang Tuhan. 

Dia siap untuk membantumu, dan kau harus ingat untuk mencari pertolongan-Nya kapanpun kau membutuhkan Dia.


Rekan-rekan sekerja yang saya kasihi, di tengah-tengah situasi buruk saat ini, ingatlah kalian harus bersatu dalam Tuhan sebagai satu kesatuan, saling mengasihi satu dengan yang lain, dan membantu orang-orang yang membutuhkan. 

Jangan jatuh ke dalam perangkap setan dengan saling menyerang satu sama lain. Sebaliknya, cobalah untuk saling memaafkan dan saling memahami dalam kasih salib. (Kasih ini lebih dari apa yang bisa kita pahami dalam keadaan biasa).


Kerabat dan teman-teman yang saya kasihi, syukur kepada Tuhan bahwa kalian semua ada dalam hidup saya; kalian telah membawa begitu banyak hal yang indah dalam hidup saya, yang tanpa itu akan hambar dan sepi adanya. 

Digerakkan oleh Tuhan, saya mulai menulis kemarin sore. Sampai saat ini ketika saya masih menulis, saya sudah mati. Kerabat dan teman-teman yang mengenal saya tahu bahwa saya seorang pria takut mati, dan saya hidup dalam ketidak-beranian dan saya tidak memiliki pendapat saya sendiri. 

Meskipun “hal yang paling sulit dalam hidup adalah kematian,” cinta yang mengalir dari darah di kayu salib Yesus lebih kuat daripada kematian. Terima kasih Tuhan untuk menguatkan saya dengan cinta ini! 

Saya berharap bahwa dalam kerajaan yang mulia saya akan dapat melihat kalian semua. Ingatlah bahwa Yesus mengasihi kalian dan juga saya. Semoga Allah meberkati kalian semua!


Hamba Allah yang rendah: Zhan Yingsheng

Selesai menulis di Gereja Keselamatan, 17 Juli 2014.
——-
Sebagai bentuk doa dan solidaritas bagi umat Kristen di Provinsi Zhejiang pada khususnya dan di negara Tiongkok pada umumnya, umat Kristen Indonesia dapat menyampaikan keprihatinannya melalui perwakilan negara Tiongkok di Indonesia: 
Konsulat Tiongkok di Surabaya:
Alamat : Jl. Mayjend. Soengkono No. 105 Surabaya
Telp. (031) 5675825
Fax. (031) 5674667

Email: chinaconsul_sur@mfa.gov.cn
Harap menyampaikan bentuk keprihatinan secara santun dan langsung pada pokok permasalahan. Untuk pengiriman email, dapat menggunakan format berikut ini: 
[alamat email penerima]    chinaconsul_sur@mfa.gov.cn
[subject/judul]                  Pembongkaran gereja di Provinsi Zhejiang
[isi email]

Yth., Konsulat Jendral Tiongkok
Jl. Mayjend. Soengkono No. 105 Surabaya

Dengan hormat,

Setelah mempelajari perkembangan umat Kristen di Provinsi Zhejiang saya menyampaikan keprihatinan ini kepada Anda untuk maksud supaya diteruskan kepada pemerintah di negara Tiongkok, bahwa kebebasan beragama merupakan hak asasi manusia dan pemerintah perlu menjaga hak-hak itu bagi warga negaranya.
Saya memohon dengan sangat supaya pemerintah Tiongkok, c.q., pemerintah daerah di Provinsi Zhejiang, untuk menghentikan pembongkaran gereja dan penurunan salib-salib yang menyinggung perasaan umat Kristen, tidak hanya di Tiongkok tapi juga di negara-negara lainnya.
Atas perhatiannya saya sampaikan terima kasih.

Hormat saya,
[nama]

sumber : disini
[Continue reading...]

Rabu, 17 Februari 2016

Pemerintah Tiongkok Akan Hancurkan Gereja Demi Percantik Kota

- 0 komentar

Sekitar selusin gereja ilegal yang terletak di Wenling, Provinsi Zhejiang, Tiongkok, akan segera dihancurkan sebelum 1 September mendatang guna “mempercantik” kota.


Seperti dilansir Global Times, total ada 15 gereja yang diminta segera dihancurkan atau dikosongkan. Pemerintah memberi mereka waktu 15 hari untuk melakukannya, seperti tertulis dalam surat pemberitahuan dari Biro Sumberdaya Lahan yang dimuat Wenling Daily, 15 Agustus lalu.



Pemerintah mengatakan, beberapa gereja itu akan dihancurkan secara total, termasuk gereja empat lantai di desa Baishanjie. Sementara itu, ada beberapa gereja yang hanya akan dihancurkan sebagian, seperti asramanya atau gudangnya saja.



Pemerintah menambahkan bahwa sebelumnya mereka telah memerintahkan agar gereja-gereja itu segera merobohkan bangunan ilegal mereka, tapi para pengelola ataupun pemiliknya menolak untuk melakukan hal tersebut.



Tujuan penghancuran gereja-gereja itu, menurut pemerintah, adalah untuk “mempercantik” kota. Banyak gereja yang sudah dirobohkan dan lebih dari 1.200 salib telah dicopot dari berbagai bangunan.
Sebelumnya pemerintah Tiongkok mengeluarkan peraturan larangan gereja memasang salib, larangan ini berlaku pula untuk gereja Protestan dan Katolik. Pemerintah menghimbau masyarakat agar tidak ada simbol agama yang tampil lebih menonjol di negara tersebut.



Sejak awal 2014, petugas Provinsi Zhejiang telah merubuhkan banyak salib di lebih dari 400 gereja. Tindakan pemerintah provinsi itu kadang menimbulkan bentrok dengan jemaat. Petugas kemudian mengatakan, salib melanggar peraturan pembangunan.



Pada Maret lalu, seorang pendeta yang menentang kebijakan pemerintah divonis penjara selama setahun atas tuduhan “mengumpulkan orang untuk mengganggu ketertiban sosial”. Para pendukungnya mengecam keputusan yang mereka klaim telah dimanipulasi itu.



Sejak tahun 1980-an, setelah Beijing melonggarkan kendali atas agama, Kristen berkembang pesat. Angka resmi menunjukkan umat Kristiani di Tiongkok mencapai 23 juta, namun penghitungan independen menyatakan jumlahnya mencapai 100 juta.

Agustus lalu, para pastor dan pendeta dipanggil ke Beijing, diwanti-wanti agar keyakinan Kristen harus "beradaptasi dengan Tiongkok" dan bebas dari pengaruh asing, cara halus Beijing untuk mengatakan bahwa agama harus tunduk pada Partai Komunis. 

 
Pengekangan tidak hanya dilakukan Tiongkok terhadap pemeluk Kristen. Umat Islam di Xinjiang contohnya, dilarang berpuasa di bulan Ramadhan dan memperlihatkan identitas keislaman seperti berjilbab dan memanjangkan jenggot.


Sumber: disini
[Continue reading...]

Gereja Disegel, Ratusan Umat HKBP Beribadah Di Kantor Walikota Jambi

- 0 komentar


Jambi. Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi hingga kini tidak bisa memberikan solusi terhadap penyegelan gereja Huria Batak Kristen Protestan (HKBP) Syaloom Aur Duri, Kelurahan Penyengat Rendah, Kota Jambi. 

Penyegelan tersebut membuat 457 kepala keluarga (KK) dengan 2.150 jiwa warga gereja Batak tersebut kebingungan. Sejak gereja mereka disegel tahun 2011, warga jemaat tersebut terpaksa beribadah secara tidak menentu. Kadang mereka beribadah di gereja darurat yang dibangun di lokasi gereja yang disegel, kadang beribadah di halaman gereja yang disegel.

Melihat keprihatinan peribadahan tersebut dan tidak adanya solusi dari pemerintah setempat, sekitar 500 orang warga jemaat HKBP Syaloom Aur Duri Kota Jambi pun terpaksa melakukan ibadah minggu di ruang pola kantor Wali Kota Jambi, Minggu (7/2). Semula ibadah tersebut direncanakan di halaman kantor Wali Kota Jambi. Namun karena hujan, ibadah dipindahkan ke ruang pola kantir wali kota setempat.

Pengalihan tempat ibadah ke ruang pola kantor Wali Kota Jambi itu atas inisiatif Wakil Wali Kota Jambi, Abdullah Sani. Abdullah Sani juga meninjau langsung pelaksanaan ibadah umat HKBP Syaloom tersebut. Abdullah Sani meminta para pegawai kantor Wali Kota Jambi melengkapi fasilitas ibadah, baik kursi maupun pengeras suara.

Sementara itu, Ketua Majelis Jemaat HKBP Syaloom Aur Duri, Kota Jambi, T Sianipar kepada wartawan pada kesempatan tersebut mengatakan, pihaknya mengharapkan pemerintah setempat memberikan solusi agar mereka bisa mendirikan rumah ibadah di tempat yang diperbolehkan masyarakat dan pemerintah setempat.

“Sejak tahun 1997, kami sudah mengajukan izin mendirikan rumah ibadah di lokasi bangunan gereja kami, Kelurahan Penyengat Rendah, Kota Jambi. Namun permohonan izin yang kami ajukan tidak mendapat tanggapan. Bahkan  tahun 2011, gereja kami disegel Wali Kota Jambi saat itu, Bambang Priyanto. Penyegelan tersebut membuat bangunan gereja yang sudah kami mulai tidak bisa dilanjutkan,”katanya.



baca juga Pemkab Bekasi Segel Gereja HKBP Setu

Menurut T Sianipar, pihaknya mengharapkan agar mereka bisa memperoleh izin untuk melanjutkan pembangunan gereja di lokasi saat ini yang disegel pemerintah setempat. Pihaknya kesulitan mendapat lokasi pembangunan gereja yang baru yang dekat dengan permukiman warga HKBP Syaloom.

Menanggapi keluhan warga HKBP Syaloom Aur Duri tersebut, Wakil Wali Kota Jambi, Abdullah Sani mengatakan, pihaknya akan mencari solusi bersama agar jemaat HKBP Syaloom Aur Duri Kota Jambi bisa membangun rumah ibadah.

“Kami akan berusaha mencari solusi persoalan gereja HKBP Syaloom Aur Duri. Lokasi pembangunan gereja HKBP Syaloom akan dicari di tempat yang lebih baik, sehingga pembangunan gereja tersebut tidak lagi menimbulkan konflik,”katanya. [141/L-8]

Sumber:  disini
[Continue reading...]

Khawatir Akan Perkembangan Kekristenan, Pemerintah China Tangkap para Pendeta

- 0 komentar


Propinsi Zhejiang adalah kediaman bagi sedikitnya ratusan ribu, atau bahkan jutaan, umat Kristen-China dan kerap disebut sebagai Jerusalem-nya China.
Namun gelombang penangkapan beberapa bulan terakhir ini, ditambah kampanye resmi sejak lama untuk memindahkan ratusan salib dan bahkan menghancurkan beberapa gereja, telah meningkatkan keprihatinan tentang kebebasan beragama di kawasan itu.


Akhir Januari lalu polisi menangkap seorang pendeta terkemuka, Li Guanzhong dan istrinya. Penangkapan mereka dilakukan setelah penangkapan Gu Yuese dan istrinya.

Gu adalah seorang pendeta senior yang memimpin 10 ribu umat di gereja Chongyi, gereja Protestan terbesar yang diakui pemerintah di China.


Menjelang penangkapan Gu, kelompok-kelompok keagamaan yang direstui pemerintah China, antara lain the Three-Self Patriotic Movement dan the China Christian Council, memberhentikan dengan paksa Gu dari jabatannya, dimana pihak berwenang mengatakan Gu sedang diselidiki karena korupsi.
Seorang pendeta di Hong Kong, yang tidak bersedia disebut identitasnya untuk melindungi hubungannya dengan China daratan, mengatakan penangkapan Gu mengejutkan banyak pihak dalam komunitas Kristen-China.
"Saya sudah pernah bertemu Gu sebelumnya. Ia tampaknya jujur dan sangat dihormati. Seorang tokoh yang sangat agamis dan baik. Ia memiliki sangat banyak kontak di seluruh China, baik gereja-gereja rumah maupun gereja-gereja resmi," ujarnya.
Penangkapan Gu berlangsung di tengah-tengah kampanye terus menerus menentang keberadaan gereja di Zhejiang. Sejak tahun 2013 pemerintah telah memindahkan secara paksa lebih dari 1.500 salib dari gereja-gereja, dengan mengklaim salib itu terlalu besar atau melanggar aturan bangunan.
Gu adalah salah satu dari banyak pemimpin gereja yang menentang secara terang-terangan penghancuran salib itu.
Carsten Vala, seorang asisten profesor ilmu politik di Universitas Loyola mengatakan pemerintah tampaknya sekarang mengambil strategi berbeda di kawasan itu.
"Penangkapan Joseph Gu telah dikaitkan dengan tentangannya terhadap penghancuran gereja dan pemindahan salib. Jadi untuk melihat hal ini dalam perspektif yang lebih luas, tampaknya pemerintah China berupaya mengurangi keberadaan visibilitas Kristiani dalam masyarakat," kata Vala.
ChinaAid melaporkan seorang pastur Zhejiang lainnya telah dibebaskan dari tahanan rumah pekan ini setelah ditahan selama lima bulan, terkait penyelidikan membahayakan keamanan nasional.
Sumber: disini
[Continue reading...]

Selasa, 12 April 2016

Sudah Punya IMB Sah, Peresmian Gereja Kawaluyaan Dihentikan Warga

- 0 komentar
 
Ratusan warga Kawaluyaan Kecamatan  Batununggal Kota Bandung menggeruduk acara peresmian Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Jl.Kawaluyaan No.10 Kel. Jatisari  Batununggal Kota Bandung, Minggu (10/4/2016). Mereka menolak peresmian dan keberadaan sebuah rumah ibadah di kawasannya dan memaksa agar peresmian dihentikan saat itu juga. 

Warga sejak pukul 08.30 sudah berkumpul di depan gerbang dan berunjuk rasa menuntut pihak rumah ibadah segera mengosongkan dan menghentikan aktivitas keagamaannya.

Perwakilan warga dan Kuasa Hukum warga yang menggugat, Komarudin, SH menuduh jika IMB Gereja penuh hasil rekayasa dan manipulatif. Ia pun mendesak walikota Ridwan Kamil untuk membatalkan dan mencabut IMB gereja tersebut.

“Sekira 2012 ada informasi telah keluar surat ijin mendirikan bangunan (IMB) menjadi Gereja Batak Karo Protestan (GBKP). Namun setelah kita telusuri dan cek faktual di lapangan proses administrasinya tidak sesuai prosedur. Selain itu ditemukan juga data-data sebagai syarat mendirikan bangunan tempat ibadah sesuai SKB 2 Menteri, data tersebut tidak valid atau penuh rekayasa dan manipulasi data,” jelas Komarudin.

Alhasil, gereja yang akan diresmikan walikota Bandung Ridwan Kamil tersebut akhirnya dibatalkan. Ridwan Kamil yang sedianya membuka peresmian tidak hadir di lokasi. Sempat terjadi ketegangan karena warga meminta jemaat GBKP segera meninggalkan tempat acara secara paksa.

Pendeta GBKP Suro Purba Saputra mengatakan izin pembangunan gereja sudah dimiliknya sejak 20 Juni 2012. Bahkan sudah diverifikasi pada Desember 2015 oleh pemerintah Kota Bandung yang hasilnya menyatakan sah atas izin tersebut.

"Pembagunan gereja kami di Kawaluyaan, Kelurahan Jatisari Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, masih diprotes warga terkait izin. Padahal kami sudah mengantongi izin tersebut," ungkap Pendeta GBKP Suro Purba Saputra, yang dihubungi lewat telepon selulernya, Minggu (10/4).

Menurutnya, tuduhan warga sangatlah tidak berdasar karena pemerintah kota sudah memverifikasi IMB tersebut dan menyatakan tidak ada unsur rekayasa dan manipulasi.

"Sementara yang dipersoalkan warga terkait 85 Kartu Tanda Penduduk (KTP) warga sekitar gereja, sebagai syarat pembangunan tempat ibadah sesuai dengan aturan, telah diverifikasi bahwa KTP tersebut didapat bukan karena manipulasi," ujar Pendeta Suro.

Pendeta Suro kini hanya pasrah dan berusaha meminta perlindungan pemerintah untuk menjalankan ibadahnya dengan berdirinya gereja di wilayah Kawaluyaan.

"Sesuai undang-undang dasar, negara memberi kebebasan para umat beragama untuk menjalankan ibadahnya. Maka itu kami meminta perlindungan agar persoalan ini selesai, dan kami bisa beribadah dengan tenang," ujar Pendeta Suro.
 
sumber : disini
[Continue reading...]

Rabu, 17 Februari 2016

Tak Punya Gereja, Umat Kristen Aceh Singkil Ibadah Natal di Tenda

- 0 komentar

SINGKIL - Pemerintah provinsi Aceh mengimbau agar umat Kristen di Kabupaten Aceh Singkil tak lagi menggunakan lokasi gereja yang sudah dibongkar sebagai tempat peribadatan Natal. Pemprov meminta agar peribadatan dilakukan di rumah-rumah ibadah yang ada izinnya.
Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Aceh Frans Dellian mengatakan bahwa tidak ada larangan terhadap perayaan Natal yang berlangsung di rumah-rumah pribadi umat, asal dilakukan “sesuai dengan ketentuan yang disepakati”.
“Maksudnya, kalau seandainya di rumah, tapi dalam jumlah besar, di luar anggota keluarga itu, itu kan berarti harus sesuai ketentuannya yang diatur di sana. 

Jadi kalau (diadakan) di rumah, berarti hanya untuk orang (penghuni) rumah yang bersangkutan, kalau nanti mengundang (orang), kan skalanya banyak lagi. Nah itu kan ada kesepakatannya di sana,” ujar Frans.

Menurut Frans, yang berubah dalam perayaan Natal di Aceh Singkil tahun ini hanya lokasi.
“Jika dulu merayakan di rumah ibadah yang sekarang sudah ditutup kemudian, pindah ke rumah ibadah yang sudah ada izin. Itu aja masalah penggeseran, ” kata Frans lagi.

Baca juga: Gereja Disegel, Ratusan Umat HKBP Beribadah Di Kantor Walikota Jambi
Namun pemimpin Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi Elson Lingga yang mewakili umat Kristiani di Aceh Singkil mengatakan rencana pemerintah tersebut sulit dilakukan.

Kekhawatiran mereka itu, kalau dilarang (di lokasi gereja), kalau di rumah juga dilarang, mereka ketakutan, gimana kami itu,” ujar Elson.
Menurut Elson, ada permintaan lisan yang disampaikan oleh pemerintah kepada umat Kristiani di Aceh Singkil dalam pertemuan dua hari terakhir agar mereka tak lagi menggunakan tempat ibadah yang sudah dibongkar atas dasar “tekanan dari pihak intoleran yang akan bertindak.”
Frans mengatakan bahwa pemerintah sudah menyiapkan bus yang selama ini digunakan untuk mengangkut anak sekolah agar digunakan bagi transportasi umat yang harus pindah rumah peribadatannya.
Namun ketika disinggung soal bus yang dijanjikan pemerintah, “Ya nggak ada lah. Tapi gimana caranya itu, besok tanggal 24-25 Natal, sekarang dijanjikan, gimana caranya itu. Ini kan bukan cuma 1 gereja, (tapi) 10 gereja, gimana caranya itu?”
Informasi yang kita dapat, mereka hanya diperbolehkan di gereja yang memiliki izin, padahal yang punya izin hanya dua, gereja. Sementara jumlah umatnya ditotal mencapai 30 ribu warga.
Wakil ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos mengatakan bahwa tak semestinya pemerintah melarang peribadatan Natal di rumah-rumah pribadi bagi kelompok dalam jumlah besar.
“Tidak ada larangan bagi sebuah kelompok untuk melakukan kebaktian, upacara Natal, di suatu tempat yang bukan gereja, apalagi dalam keadaan darurat seperti ini,” ujar Bonar.
Bonar menyebut bahwa konstitusi menyatakan setiap WNI bebas menjalankan agama dan kepercayaan, sekaligus juga memiliki hak kebebasan berkumpul sehingga dia menilai imbauan Pemprov Aceh ini “melanggar konstitusi”.
“Negara boleh melakukan pengaturan, membuat undang-undang, tapi bukan kemudian merampas hak tersebut. Kecenderungan selalu seperti ini. Dengan alasan menjaga keamanan, ada protes dari kelompok lain, kemudian mereka yang kecil diminta untuk mengalah, bahkan haknya diabaikan, ini kecenderungan terus berulang, bukan hanya masa sekarang ini, tapi di masa SBY, Soeharto. 

Ini ada toleransi semu sebenarnya yang terjadi sekarang ini,” ujar Bonar.
Pemerintah menurut Bonar seharusnya bisa memberi bantuan lebih agar hak warga negara untuk beribadah tetap terpenuhi, di tengah situasi yang “darurat”.
Sumber:  disini
[Continue reading...]

Kamis, 21 April 2016

Ahok ke Jemaat Gereja: Doakan Kami Bisa Mewujudkan Keadilan Sosial

- 0 komentar

Jakarta - Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) memberi sambutan dalam perayaan Hari Raya Natal di Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Paulus 'Ayam' Jakarta. Dia meminta doa agar bisa melayani masyarakat DKI dengan baik.

"Saya mohon agar tak lupa mendoakan kami, agar kami diberikan hikmat untuk bisa mengadministrasi keadilan sosial di negeri ini," kata Ahok di Gereja yang berpucuk menara lambang ayam ini, Jl Taman Sunda, Menteng, Jakarta, Kamis (24/12/2015).

Dalam momen kebaktian ini, Ahok juga meminta doa kepada Jemaat Gereja agar tak menyimpang dalam menjalankan tugas kegubernurannya. Ahok ingin agar selalu tak berpihak kepada kepentingan kelompok tertentu, kecuali berpihak kepada Konstitusi.

"Doakan kami agar tak berpihak dan tetap taat Konstitusi," kata Ahok.

Dia juga menyinggung soal ketidakmudahan dalam pendirian gereja. Soalnya ada ada Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Pembangunan Rumah Ibadah yang dirasa mempersulit izin pendirian gereja.

"Masih banyak yang susah beribadah dan memiliki izin mendirikan gereja," kata Ahok.

Namun demikian Umat Kristiani harus tetap teguh. Karena sejak zaman Yesus bayi-pun, sudah ada tekanan. Bayi Yesus 'diuber-uber' Raja Herodes. Begitulah kata Ahok. Tekanan terhadap Umat Kristiani terjadi karena ada pihak yang takut kekuasaannya diambil.

"Ada orang yang takut kekuasaannya diambil," kata Ahok.


sumber: disini
[Continue reading...]

Rabu, 17 Februari 2016

Pemerintah Tiongkok Larang Simbol Salib di Atap Gereja

- 0 komentar

BEIJING – Pemerintah Tiongkok, membuat peraturan baru yang menuai kontroversi. Baru-baru ini pemerintah mengeluarkan larangan bagi tempat peribadatan untuk memasang simbol keagamaan. 

Dilaporkan CBS News, Jumat (8/5/2015), larangan ini berlaku pula untuk gereja Protestan dan Katolik. Pemerintah menghimbau masyarakat agar tidak ada simbol agama yang tampil lebih menonjol di negara tersebut.
Sejak awal 2014, petugas Provinsi Zhejiang telah merubuhkan banyak salib di lebih dari 400 gereja. Tindakan pemerintah provinsi itu kadang menimbulkan bentrok dengan jemaat. Petugas kemudian mengatakan, salib melanggar peraturan pembangunan.
Seorang arsitek dari Institut Desain Arsitektur Provinsi Zhejiang mengatakan salib yang berada di atas atap bangunan tidak diizinkan, karena dianggap kurang aman dalam peraturan tata kota. Bila ingin memasang salib, harus di bangunan, bukan di atap, serta tidak melebihi 10% muka gedung.
Seorang anggota organisasi gereja mengatakan peraturan ini hanya akal-akalan memberangus tanda salib. Organisasi gereja menilai, pesatnya pertumbuhan kelompok Kristen membuat Partai Komunis Tiongkok ketar-ketir.
“Pihak berwenang telah mengambil simbol penting agama ini. Dan ini berarti tidak ada manifestasi yang menonjol dari agama Kristen di ruang publik,” ujar seorang pendeta Tiongkok yang sekarang tinggal di Amerika Serikat, Zheng Leguo.
Sejak tahun 1980-an, setelah Beijing melonggarkan kendali atas agama, Kristen berkembang pesat. Angka resmi menunjukkan umat Kristiani di Tiongkok mencapai 23 juta, namun penghitungan independen menyatakan jumlahnya mencapai 100 juta.

Agustus lalu, para pastor dan pendeta dipanggil ke Beijing, diwanti-wanti agar keyakinan Kristen harus "beradaptasi dengan Tiongkok" dan bebas dari pengaruh asing, cara halus Beijing untuk mengatakan bahwa agama harus tunduk pada Partai Komunis.

Pengekangan tidak hanya dilakukan Tiongkok terhadap pemeluk Kristen. Umat Islam di Xinjiang contohnya, dilarang berpuasa di bulan Ramadhan dan memperlihatkan identitas keislaman seperti berjilbab dan memanjangkan jenggot.
Sumber :
disini
[Continue reading...]
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © . TAKUdaGEMA - Tak Kulihat dari Gereja Mana - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger